Rabu, 27 Mei 2009

Tenggarong Kutai Kartanegara

Tenggarong merupakan nama sebuah kota kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Wilayah Tenggarong yang terbagi dalam 13 kelurahan ini memiliki luas wilayah mencapai 398,10 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 72.458(BPS 2007).

Sejarah

Tenggarong juga merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kota ini didirikan pada tanggal 28 September 1782 oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula dengan nama Aji Imbut.

Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan dari Pemarangan. Oleh Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Namun pada perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.

Obyek wisata

Kelurahan di Kecamatan Tenggarong

Kecamatan Tenggarong terdiri dari 13 kelurahan, yakni:

  1. Kelurahan Baru
  2. Kelurahan Bukit Biru
  3. Kelurahan Jahab
  4. Kelurahan Loa Ipuh
  5. Kelurahan Loa Ipuh Darat
  6. Kelurahan Loa Tebu
  7. Kelurahan Maluhu
  8. Kelurahan Mangkurawang
  9. Kelurahan Melayu
  10. Kelurahan Panji
  11. Kelurahan Rapak Lambur
  12. Kelurahan Sukarame
Kelurahan Timbau

KUTAI KARTANEGARA

Kutai Kartanegara (bisa juga disingkat: Kukar) merupakan Daerah Tingkat II yang berstatus Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur.

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan kurang lebih 4.097 km² yang dibagi dalam 18 wilayah kecamatan dan 226 desa/kelurahan, dengan jumlah penduduk mencapai 547.422 jiwa (2005).

Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak antara 115°26'28" BT - 117°36'43" BT dan 1°28'21" LU - 1°08'06" LS dengan batas administratif sebagai berikut:

Sejarah

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Kota Balikpapan, Bontang, dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.

Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.

Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:

  1. Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
  2. Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
  3. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong

Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Walikota Samarinda dan A.R. Sayid Mohammad selaku Walikota Balikpapan.

Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:

  1. Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong
  2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
  3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
  4. Kota Bontang dengan ibu kota Bontang

Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.

Topografi

Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian yaitu wilayah pantai dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut.

Danau-danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara:

  1. Danau Semayang (13.000 Ha)
  2. Danau Melintang (11.000 Ha)
  3. Danau Ngayau (1.900 Ha)
  4. Danau Tempatung (1.300 Ha)
  5. Danau Mulupan (750 Ha)
  6. Danau Siran (750 Ha)
  7. Danau Perian (750 Ha)
  8. Danau Wis (750 Ha)
  9. Danau Karang (750 Ha)
  10. Danau Loa Kang (450 Ha)
  11. Danau Batu Bumbu (450 Ha)
  12. Danau Meranbi (350 Ha)
  13. Danau Puan Rabuk (350 Ha)
  14. Danau S'kajo (100 Ha)
  15. Danau Tanah Liat (45 Ha)
  16. Danau Man

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun 2005 tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli seperti suku Kutai, suku Dayak Benuaq, suku Dayak Tunjung, suku Dayak Bahau, suku Dayak Modang, suku Dayak Kenyah, suku Dayak Punan dan suku Dayak Kayan). Sementara penduduk pendatang berasal dari suku Banjar, suku Jawa, suku Bugis, suku Mandar, suku Madura, suku Buton, suku Timor dan lain-lain.

Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai dimana belum terdapat prasarana jalan darat relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk.

Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di pedesaan yakni mencapai 75,7% dan 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59 % dan lain-lain 32,79%.

Sumber : Wikipedia

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah blogs yang sederhana ini bisa diselesaikan. Semoga ini bermanfaat bagi Ummat Islam, khususnya pengembangan dakwah Masjid Agung Sultan Muhammad Sulaiman Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara